map

welcome

About Me

Cinta

Cinta itu angkuh dan lembut. Lebih baik memiliki cinta daripada memiliki semua bintang di langit.

Rabu, 12 Oktober 2011

Akaido

Aikido

Fokus : Bertarung

Negara asal : Jepang

Pencipta : Morihei Ueshiba

Seni pendahulu : aiki-jūjutsu; judo; jujutsu; kenjutsu; sōjutsu

Aikido adalah salah satu seni beladiri asal Jepang yang diciptakan oleh Morihei Ueshiba berasal dari Daito Ryu Aiki-Jujutsu. Daito Ryu Aiki-Jujutsu diciptakan pada era modernisasi Jepang yang berlangsung sekitar tahun 1800-an. Beladiri ini merupakan kombinasi dari ilmu pedang Kenjutsu dan Jujutsu yang juga merupakan bentuk seni beladiri tradisional Jepang. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan atau langkah langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan teknik kuncian dan lemparan.
Kata ” Aikido” berasal dari tiga huruf kanji:
  • ai – bergabung, menyelaraskan
  • ki – roh, hidup energi
  • – jalan, cara
Seni beladiri ini diciptakan dengan menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki individu dengan ki alam semesta. Aikido juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi “mengarahkan” serangan lawan untuk kemudian menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan. Berbeda dengan beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan pada latihan kekuatan fisik dan stamina, Aikido lebih mendasarkan latihannya pada penguasaan diri dan kesempurnaan teknik. Teknik teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan berupa teknik elakan, kuncian,lemparan, bantingan. Sementara teknik teknik pukulan maupun tendangan dalam praktiknya jarang digunakan.Falsafah falsafah yang mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep mengenai ki inilah yang membuat Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik.
Dalam Aikido ini juga tidak mengenal sistem kompetisi atau pertandingan, seperti beladiri-beladiri lainnya. Namun sistem kompetisinya lebih bersifat embukai (peragaan teknik).
Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido hampir sama dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang lainnya, yaitu sistem Kyu untuk tingkat dasar dan Shodan untuk tingkat mahir. Secara singkat, praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan tanda berupa sabuk yang berwarna putih. Sementara praktisi yang mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk berwarna cokelat. Tingkatan selanjutnya adalah Shodan. Praktisi yang mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta aksesoris tambahan berupa celana panjang bernama Hakama. Celana seperti ini biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dahulu.
Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang “teknik” atau “style” yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya. Misalnya aliran Nisyo yang lebih menekankan style teknik-tekniknya kepada pedang kayu (boken) dan tongkat/stik (jo). Juga aliran Iwama yang lebih menekankan teknik-tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage).
Diantara tehnik-tehniknya adalah
Irimi Nage
Irimi Nage dalam bahasa Inggris diartikan sebagai “entering throws” dan dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “Teknik Lemparan Masuk dan Menyusup”. Irimi merupakan salah satu pilar teknik Aikido yang memberikan suatu gambaran bagaimana teknik beladiri itu menyambut serangan lawan dengan tanpa bergeming atau mundur. Teknik ini tidak pula bersifat menahan atau memblokade tenaga serang lawan baik berupa pukulan, tendangan atau lainnya. Tetapi teknik ini secara fisik masuk dan menyatu dengan penyerangnya dan secara spirit ia mengambil inisiatif awal ketika niat penyerang sudah timbul. Teknik tampak sederhana dan terkesan mudah, tetapi justru di dalam teknik ini kedalaman pemahaman dalam spirit (semangat) “Aiki” atau harmonisasi “Ki” (semangat) dapat diujikan. Teknik ini ternyata merupakan teknik terlama dalam penyempurnaannya dan juga makin sederhana kelihatannya.
Suwari Waza
Suwari Waza adalah cara pembelaan diri dari posisi duduk. Dari segi konsep pembelaan diri, semua tehnik bela diri Aikido yang dilakukan dengan berdiri bisa pula dilakukan dalam posisi duduk. Cara pembelaan diri seperti ini sangat berguna ketika seorang praktisi bela diri tidak dalam keadaan siap berdiri ketika serangan terjadi.
Sankyo
Sankyo adalah tehnik kuncian dasar ke tiga dalam Aikido. Tehnik ini memberi rasa sakit pada pangkal lengan dan lengan, atau sekaligus pada jari-jari dengan memuntir lengan ke arah dalam, dengan sudut siku 90 derajat. Saat tehnik ini di eksekusi, tangan penyerang terkunci dengan rasa sakit yang kuat, sehingga memudahkan jalan bagi pembela diri untuk melumpuhkan penyerang. Dalam rekaman tersebut, gerakan kuncian tangan pembela diri dibantu dengan pergerakan pinggul dan kaki yang melingkar berputar kearah belakang. gerak pinggul dan kaki dalam menetralisasi serangan dalam aikido sama pentingnya dengan olah gerak tangan.
Stick Dissarming
Setiap senjata mempunyai karakteristik penyerangan tertentu. Ini menyangkut bagaimana sebuah senjata digunakan, mencakup arah, tenaga, dan tehnik penyerangan. tongkat pendek cenderung digunakan untuk memukul dengan sabetan. karena sabetan dilakukan dengan arah kesamping membentuk lintasan kurva melingkar, maka tehnik yang rasional untuk menangkap serangan adalah dengan berpadu mengikuti lintasan kibasan tongkat, dan kemudian meneruskan dengan gerakan sirkuler menjadi tehnik lemparan. Cara ini selain efektif, juga mengurangi resiko tubrukan antara tubuh pembela diri dengan tongkat. efek sentrifugal serangan dimanfaatkan tenaganya untuk membantu pembela diri melempar penyerang.
Tanto Tori ( Knife Disarming )
Pelumpuhan serangan bersenjata memerlukan pengetahuan tentang arah serangan, anatomi senjata maupun anatomi anggota tubuh penyerang yang dipakai untuk menyerang. Serangan pisau terdiri dari faktor ujung tajam dan sisi tajam pisau di sertai arah tusukan atau bacokan. dari segi aplikasi, tehnik aikido tidak tertumpu pada pisau sebagai sumber satu-satunya serangan, melainkan melumpuhkan mekanisme penyebab gerak serangan – yaitu anggota tubuh penyerang berupa tangan dan lengan beserta seluruh anatominya. Dengan melumpuhkan tangan dan lengan dengan tehnik kuncian tertentu, maka dengan sendirinya pisau menjadi barang yang tidak membahayakan.
Tanto Tori 1 Knife Disarming
Hal tersulit untuk melumpuhkan senjata pisau adalah membaca lintasan senjata sewaktu digunakan. ini menyangkut taktik yang akan digunakan untuk berpadu dengan serangan, sehingga serangan tertangkap dan kemudian di kembalikan pada penyerang. Ini adalah Starting Point pembelaan diri sebelum pembela diri mempunyai kesempatan atau celah untuk menggunakan tehnik bela dirinya.Tanto Tori.
Sejarah Aikido Sep 24, ’07 12:51 PM
for everyone
Aikido adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang yang dikembangkan oleh “O Sensei” Morihei Ueshiba (karena jasa jasanya ia disebut O Sensei yang berarti Guru Besar).
Gerakan gerakan yang digunakan dalam Aikido merupakan gabungan dari beberapa gerakan seni beladiri jepang kuno seperti Kenjutsu, Jujitsu,
dan beberapa beladiri jepang kuno lainnya.
Aikido tidak berfokus pada bagaimana menyerang lawan dengan cara memukul atau menendang,
tetapi Aikido lebih berfokus tentang bagaimana cara menggunakan teknik aikido untuk menangkap, mengendalikan, serta mengarahkan tenaga dari serangan lawan agar tidak mencederai atau mencelakai kita.
Di dalam Aikido diajarkan beberapa teknik yang meliputi kuncian, lemparan, mematahkan persendian lawan maupun menetralkan serangan agresif dari lawan.
Seni beladiri Aikido ini dapat diikuti semua orang baik pria, wanita, tua maupun muda, dan sangat efektif untuk membela diri terhadap serangan satu orang lawan maupun sekelompok orang.
Aikido juga mengajarkan tentang bagaimana menyatukan antara pikiran, gerakan tubuh, dan hati untuk mencapai suatu keseimbangan yang solid sehingga akan menciptakan suatu pengendalian emosi yang mengarah kepada perdamaian.
Aikido dapat diterjemahkan kedalam bahasa inggris menjadi “The Way of Harmony of the Spirit” yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai arti “Cara atau Jalan Menuju Keselarasan Jiwa”

Kempo

Sejarah Shorinji Kempo

Akibat Perang Boxer
Shorinji kempo sendiri mengalami perkembangan pesat di daratan Cina. Pengikutnya semakin banyak dan pengaruhnya semakin besar dalam masyarakat Cina. Di tahun 1900 – 1901, di Cina meletus perlawanan rakyat menentang masuknya Kolonialisme Barat. Pemberontakan di awal abad ke 20 itu akhirnya menjadi gerakan nasional yang disokong Ratu Tze Shi, yang juga ingin membersihkan tanah airnya dari penjajahan Barat.Kolonalisme Barat akhirnya dapat mematahkan perlawanan rakyat Cina dengan menggunakan peralatan perang mutakhir. Sementara rakyat Cina kebanyakan hanya melawan dengan mengandalkan tangan dan kaki saja. perang yang menelan jutaan korban itu terkenal dengan sebutan “Perang Boxer”. Penjajah mengejar dan membunuh pengikut Dharma Taishi, organisasinya dilarang, kuil-kuil Shorinji Kempo dirusak, dibakar dan dihancurkan.
Bikshu-bikshu yang sempat meloloskan diri ke arah timur dan selatan, lalu mengajarkan aliran Shorinji Kempo kepada pedagang-pedagang dari Okinawan, Taiwan dan Muangthai. Karena tidak teroganisasinya kesatuan, maka penyebaran Shorinji Kempo mulai membentuk seni bela diri baru.
Mereka melarikan diri ke Muangthai dengan hanya menguasai teknik GOHO (memukul, menendang dan menangkis) mempengaruhi perkembangan bela diri yang ada di negeri tersebut. Munculah apa disebut Thai Boxing. Ajaran Shorinji Kempo, terutama teknik GOHO, juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di Okinawa, Jepang. Maka di Okinawa timbullah seni bela diri yang dinamakan OKINANAWATE yang kemudian dkenal dengan nama KARATE.
Mereka yang melarikan diri ke pulau-pulau Jepang lainnya dan menguasai teknik JUHO (lunak) juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di daerah-daerah tersebut. Kemudian muncullah seni bela diri JU-JIT-SU, Ju berarti halus-lenting dan fleksibel. Disamping itu lahir pula seni bela diri AIKIDO dan JUDO. Setelah menghilang beberapa waktu lamanya, kempo mulai bangkit kembali setelah perang dunia II, aliran-aliran seni bela diri lainnya tetap bersumber dari Shorinji Kempo sebagai aliran seni beladiri yang tertua.
Perkembangan Kempo Setelah Perang Dunia II
Shorinji Kempo baru bangkit kembali di Jepang setelah usainya Perang Dunia II. Dalam waktu yang relatif singkat seni bela diri ini menyebar luas, bukan saja di Jepang tetapi diseluruh dunia. Seorang pemuda Jepang yang bernama SO DOSHIN dikirim ke Cina dalam pasukan ekspedisi tentara Jepang ke Manchuria pada tahun 1928. Tetapi ia tidak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepang, kemudian melarikan diri dari induk pasukannya dan mengembara di daratan Cina.Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan pendeta Budha dan akhirnya ia dibawa ke kuil Siaw Liem Sie, yang sudah diperbaiki oleh penerus-penerus Dharma Taishi.
Di kuil ini SO DOSHIN mempelajari ilmu Shorinji Kempo langsung dibawah asuhan Mahaguru (sihang) ke-20 yaitu WEN TAY SUN. Karena kesetiaannya dan penguasaannya yang sempurna terhadap Shorinji Kempo, maka SO DOSHIN diberi penghargaan tertinggi menjadi Maha Guru ke – 21 dan ia memperoleh ijin untuk meninggalkan kuil Shorinji untuk meneruskan ajarannya di daratan Jepang.
Tahun 1945, SO DOSHIN kembali ke Jepang dan membuka DOJO (tempat latihan) tersendiri. Ia memilih kota TODATSU, yang terletak di propinsi Kagawa di pulau Shikoku, yang kemudian terkenal sebagai pusat Shorinji Kempo. Banyak sekali yang datang ke DOJOnya untuk menjadi murid di sana, bukan saja dari daerah sekitarnya tetapi juga dari daerah-daerah lainnya, bahkan dari luar Jepang (terutama mahasiswa asing yang belajar di Jepang). SO DOSHIN menggembleng murid-muridnya dengan disiplin yang keras seperti yang dialaminya sendiri. Namun di balik penggemlengan fisik dan mental itu, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap menempatkan seni beladiri ini sebagia pengayom hati dan jiwa dengan penuh rasa damai dan welas asih bagi para pengikutnya.
Sebab itulah lambang organisasi Shorinji Kempo menggunakan lambang agama Budha, yaitu “Manji”, semacam tanda swastika yang berputar ke kiri, yang berarti “kasih sayang dan kekuatan” yang sesuai dengan doktrin Shorinji.
Dalam tindakan sehari-hari sering diartikan sebagai berikut :
“Dimana ada kekuatan harus ada kebijaksanaan dan kebijaksanaan harus disertai
Sejarah Perkembangan Kempo Di Indonesia
Shorinji Kempo Sejak akhir tahun 1959, pemerintah Jepang menerima mahasiwa dan pemuda Indonesia untuk belajar dan latihan sebagai salah satu bentuk pembayaran pampasan perang. Sejak itu secara bergelombang dari tahun ke tahun sampai tahun 1965, ratusan mahasiswa dan pemuda Indonesia mendapat kesempatan belajar di Jepang. Tidak sedikit di antara mereka itu memanfaatkan waktu senggang dan liburannya untuk belajar serta memperdalam seni beladiri seperti Karate, Judo, Ju Jit Su dan juga Kempo.
Sepulangnya di tanah air, mereka bukan saja menggondol ijazah sesuai dengan bidang studinya tetapi juga memperoleh tambahan berupa penguasaan seni bela diri seperti tersebut di atas.
Pada tahun 1964, dalam suatu acara kesenian yang dipertunjukkan mahasiswa Indonesia untuk menyambut tamu-tamu dari tanah airnya, seorang pemuda yang bernama UTIN SAHRAS mendemonstrasikan kebolehannya bermain Kempo. Ia datang di Jepang pada tahun 1960 dan tinggal di Tokyo sebagai Trainee Pampasan.
Apa yang didemonstrasikannya itu menarik minat pemuda dan mahasiswa Indonesia lainnya, diantaranya Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita serta beberapa orang lainnya. Mereka lalu datang ke pusat Shorinji Kempo di kota Tadotsu untuk menimba langsung seni bela diri itu dari Sihangnya.
Untuk meneruskan warisan seni bela diri itu seperti apa yang mereka peroleh di Jepang, ketiga pemuda itu, yaitu Utin Sahras (almarhum), Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita, bertekad melahirkan dan membentuk suatu wadah yang bernama PERKEMI (Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia), dan resmi dibentuk pada tanggal 2 Februari 1966. Kini PERKEMI telah melahirkan ribuan kenshi yang tersebar diseluruh Indonesia.
Selain itu merupakan salah satu organisasi induk yang bernaung di bawah KONI Pusat, PERKEMI juga menjadi anggota penuh dari Federasi Kempo se-Dunia atau WOSKO (World Shorinji Kempo Organization), yang berpusat di kuil Shorinji Kempo di kota Tadotsu, Jepang.
Sejak tahun 1966 sampai tahun 1976, PB. PERKEMI mengadakan pemilihan pengurus setiap dua tahun sekali. Tapi sejak tahun 1976 sampai sekarang masa bakti pengurus berlangsung selama empat tahun.
Sejak didirikannya pada tanggal 2 Februari 1996, PB. PERKEMI telah banyak melakukan kegiatan yang sifatnya lokal, nasional dan internasional. Tahun 1970 telah diselenggarakan Kejuaraan Nasional Kempo yang pertama di Jakarta, dan sampai sekarang masih terus berlanjut. Begitu juga dengan Kejuaraan antar Perguruan Tinggi, dimana diadakan pertama kalinya pada tahun 1971 yang sampai sekarang berjalan terus setiap dua tahun sekali.
Selain itu sejak PON IX / 1977 di Jakarta, Kempo termasuk salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.
Falsafah Shorinji Kempo
Karena seni bela diri kempo waktu itu menjadi sebagian dari latihan bagi para calon Bikshu, dengan sendirinya ilmu itu harus mempunyai dasar falsafah yang kuat. Dengan dilandasi agama Budha, yaitu tidak membunuh dan menyakiti, maka semua KENSHI (pemain Kempo) dilarang menyerang terlebih dahulu sebelum diserang. Hal ini menjadi doktrin Kempo, bahwa “perangilah dirimu sendiri sebelum memerangi orang lain”. Berdasarkan doktrin ini mempengaruhi pula susunan beladiri ini, sehingga gerakan teknik selalu dimulai dengan mengelak/menangkis serangan dahulu, baru kemudian membalas. Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan serangan lawan.Dharma selalu mengajarkan bahwa disamping dilarang menyerang juga tidak selalu setiap serangan dibalas dengan kekerasan. Sehingga dalam ilmu Kempo itu lahirlah apa yang berbentuk mengelak saja. Cukup menekukkan bagian-bagian badan lawan, kemudian mengunci dan bila terpaksa barulah dilakukan penghancuran titik-titik lemah lawan, berupa tendangan, sikutan, pukulan dan sebagainya. Bentuk yang pertama dikenal sebagai JUHO dan yang berikutnya sebagai GOHO.
Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik GOHO (keras) dan JUHO (lunak), artinya tidak dibenarkan apabila hanya mementingkan pukulan dan tendangan saja dengan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan.

Taekwondo

A) Sejarah TaeKwonDo
Sejarah TaeKwonDo di Korea

Masa Pertengahan
Pada Dinasti Koryo ( 918 sampai 1392 Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja – raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut “Subakhui”, yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal , membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh.
Masa Modern
Pada masa modern Korea , saat Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius , lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian , saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo – Tonji, yang memuat gambar – gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap ( Poomse ) dan Gerakan Dasar ( Basic Movement ) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern ( Scientific Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.
Masa Sekarang
Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri . Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association ( KTA ) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era tahun 1965 sampai 1970 an , KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea , menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi.
Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia. Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won,Seoul ,Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu , untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur , sekretariat promosi ujian tingkat internasional. Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia , dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney.
Powered By Blogger

sonic